Makalah
KEWAJIBAN BELAJAR DAN MENGAJAR
Berdasarkan:QS. Al-Alaq 1-5
Dan Al-Ghasiyah 17-20
Dibuat untuk memenuhi tugas kuliah
Mata kuliah : Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : Drs Dumairi
Oleh : Kelompok 1
Mazidunni’am
Guntur Tri Mediyanto
Nailurrahman
Laili Amir
INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH
(Instika)
Guluk-guluk Sumenep Madura
Tahun Akademik
2012-2013
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat allah swt. Yang telah menciptakan manusia
dengan ciptaan yang paling sempurna dari makhluk allah yang lain, sehingga
tuntutan manusia yang dilengkapi dengan akal adalah menuntut ilmu allah dan
menyampaikan/ tabligh kepada orang lain yang yang telah diwajibkan dalam kalam-kalam-Nya
baik yang tersirat maupun tersurat, yang harus di tafsir maupun yang yang sudah
jelas.
Shalawat dan salam kepada proklamator islam, seorang penggiring
ulung masyarakat jahiliyah menuju alam
berpengetahuan dan religious, dialah tokoh nomor 1 dari seratus tokoh yang paling
berpengaruh di dunia (M.h. Hart.)
Makalah ini, “kewajiban belajar mengajar berdasarkan Qs. Al-alaq
1-5 dan Qs. Al- ghasyiyah 17-20”, Alhamdulillah telah bisa disusun dengan
mengumpulkan berbagai-macam referensi baik dari media cetak malupun
online/internet, yang dengan harapan akan menjadi tambahan bahan bacaan
khususnya pada kalangan mahasiswa, kritik dan saran yang merupakan dua cara
kuno namun masing sangat ampuh untuk membenahi makalah ini menjadi lebih baik,
ditunggu …………!!!
Bab I
Pendahuluan
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Allah
menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna, baik secara fisik, maupun
ruhani yang dilengkapi dengan akal, itulah yang membedakan manusia dari makhluk
Allah yang lain. Suatu tuntutan yang berlaku bagi semua manusia yang telah
diberi nilai ekstra yakni akal adalah untuk difungsikan sebagai media ataupun
fasilitas untuk meraih tanda-tanda kekuasaan allah, lalu apakah tugas kita ………?
B.
RUMUSAN MASALAH
Kalam-kalam
allah yang tersurat maupun yang tersirat tentang kewajiban balajar dan mengajar
adalah kunci jawabannya, surat al-alaq dan al- ghasiyah yang akan dikupas
tuntas ini merupakan sebagian yang menandakan pesan-pesan allah untuk melihat
tanda- tanda kekuasaan allah dan secara terang-terangan menyuruh manusia untuk
balajar dan mengajar.
BAB II
Pembahasan
A.
TENTANG
Qs. AL-ALAQ 1-5
a.
QS. AL-ALAQ
1-5
اقرا با سم ربك الدي خلق 1خلق الانسان من علق 2 اقلرا وربك الاكرم 3
الدي علم بالقلم 4 علم الانسان ما لم يعلم 5
b.
TERJEMAH
“1.Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan, 2. dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan tuham-mulah yang
maha pemurah. 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (baca-tulis)
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
B.
KANDUNGAN SURAT AL-ALAQ AYAT 1 SAMPAI 5
a. MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK
PEMBELAJARAN
Dalam
surat yang pertama kali diturunkan kepada nabi Muhammad, manusialah yang
mendapat mandat sebagai peserta didik yang diberi pelajaran langsung oleh Allah
dan pendidik untuk menyampaikan apa yang telah mereka terima, pernyataan di
atas telah dinyatakan dalam penyebutan manusia dalam surat al-Alaq ayat ke-dua
dan penyebutan manusia yang ke-dua kali dalam ayat yang ke-lima,ayat tiga
diatas mengulangi perintah membaca. Ulamak berbeda pendapat tantang tujuan
pengulangan itu. Ada yang menyatakan bahwa perintah pertama ditujukan kepada
priadi nabi muhammadsaw, sedangkan perintah pertama ditunjukkan kepada
ummatnya, atau yang pertama untuk membaca dalam shalat, sedangkan yang kedua di
luar shalat. Pendapat ketiga menyatakan yang pertama perintah
belajar, sedang yang kedua adalah
perintah mengajar orang lain. ada lagi yang menyatakan bahwa perintah
kedua berfuntsi mengukuhkan guna menenmkan rasa percaya diri kepada Nabi
Muhammaad Saw. Tentang kemampuan beliau membaca-karena tadinya beliau tidak
pernah membaca.
b. BAGAIMANA KATA PARA MUFASSIR DAN
PAKAR PENDIDIKAN….??
penjelasan
di atas sesuai dengan yang dipaparkan oleh Sakip Mahmud, yaitu:
“Penyebutan
kata manusia yang pertama, merupakan suatu ketetapan kalau manusialah yang
dituju oleh al-Qur’an, manusialah yang diberi keterangan, petunjuk,
ketetapan-ketetapan hukum melalui kitab yang diturunkan kepada mereka.” [1]
Manusia
yang merupakan sasaran dari pembelajaran juga dipaparkan oleh Ahmad
Nurwadjah, yaitu:
“Muhammad
berperan sebagai seorang peserta didik, sebab beliau adalah orang yang mencari
sesuatu petunjuk dengan jalan kontemplasi dan semangat yang cukup tinggi,
peserta didik harus mempunyai semangat mencari ilmu yang cukup tinggi dan
mengawalinya
dengan upaya menyucikan jiwa, sehingga muncul dalam dirinya sikap tawadhu’ yang
akan memudahkan dirinya dalam pembelajaran.” [2]
Menurut
M. Quraish Shihab, manusia merupakan objek dan subjek dari pendidikan,
yaitu:
“Pengulangan
iqra’ dimaksudkan agar Nabi lebih banyak membaca, menelaah, memperhatikan alam
raya serta membaca kitab yang tertulis dan tidak tertulis dalam rangka
mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat.”[3]
Sedang
menurut ‘Alauddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim al- Baghdadi al-Khozin, manusia
yang dimaksud disini yaitu:
“Nabi
Adam merupakan manusia pertama yang diberi pelajaran oleh Allah menurut satu
pendapat, sedangkan menurut pendapat yang lain yaitu nabi Muhammad, Nabi akhir
zaman yang diberi wahyu oleh Allah, bukan hanya sebagai peserta didik akan
tetapi beliau dituntut menjadi pendidik.”[4]
Hal
ini juga dijelaskan oleh Ibnu ‘Abbas, tentang manusia sebagai
subjek
dan objek pendidikan, yaitu:
“Manusia
yang dididik dalam ayat yang kelima dari surat al-Alaq ini, yaitu nabi Adam
yang ditunjukkan dengan surat al-Baqaroh “Wa ‘Allama Aadam al-Asmaa Kullaha”
pengajaran Allah kepada Nabi Adam dengan nama-nama barang yang berada di alam
jagat raya.”
Aam
Amiruddin juga menjelaskan, yaitu:
“Pada
ayat yang pertama ini dijelaskan perintah kepada manusia untuk selalu melakukan
penelaah, perenungan, riset pada fenomenafenomena yang ada, ayat tersebut
disertai dengan bismirabbikallazdi khalaq (dengan nama tuhanmu yang menjadikan)
bertujuan agar pelaku dari membaca selalu melakukan kegiatan yang bersifat
ilmiah dengan keikhlasan mencari ridha Allah, hal itu bertujuan agar mereka
semakin membuat merasa kecil dihadapan Allah dan semakin sadar bahwa ilmu Allah
itu sangat luas, tidak terbatas.”
Syeikh abdul-halim Mahmud (mantan
pemimpin tertinggi al-azhar mesir) yang menulis dalm bukunya, alqur’an fi syahr
al-qur’am bahwa:”dengan kalimat iqra’ bismi rabbiik, al-qur’am tidak sekedar
memerintahkan untuk membaca,tapu (membaca)adalah lambing dari segala apa yang
dilakukan oleh manusia, baik yang sifatnya aktif maupun pasif. Kalimat tersebut
dalam pengertian dan semangatnya ingin menyatakan bacalah demi tuhanmu,
bekerjalah demi tuhanmu ”
C.
Qs. AL-GHASYIYAH
1-5
a.
QS.
AL-GHASYIYAH 17-20
افلا ينظلر الابل كيف خلقت 17 والى السماء كيف رفعت 18
والى الجبال كيف نصبت 19 والي الارض كيف صطحت 20
b.
TERJEMAH
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan kepada unta bagaimana ia
diciptakan?dan langit, bagaimana ia ditinggikan? dan gunung-gunung bagaiman ia
ditegakkan? dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”
D.
KANDUNGAN SURAT AL-GHASYIYAH AYAT 17 SAMPAI 20
Dalam kandungan ayat ini Allah SWT mengajak orang-orang yang meragukan
kekuasaannya untuk memperhatikan alam raya. Allah berfirman maka apakah
mereka tidak memperhatikan bukti kuasa allah yang terbentang di alam raya
ini, antara lain kepada unta yang menjadi kendaraan dan bahan pangan
mereka bagaimana ia diciptakan oleh Allah dengan sanngat mengagumkan?
dan apakah mereka tidak merenungkan tentang langit yang demikian luas
dan yang selalu mereka saksikan bagaimana ia ditinggikan tanpa ada cagak
yang menopangnya? Dan juga gunung-gunung yang demikian tegar dan mereka
bias daki bagaimana ia ditergakkan? Dan bumi tempat kediaman
mereka dan yang tercipta bulat bagaiman ia dihamparkan?
Penggunaan kata illa/kepada yang digandeng dengan kata
yanzhurun/melihat aatau memperhatikan, untuk mendorong setiap orang melihat
sampai batas ahkir yang dituunjuk oleh kata ila itu dalam hal ini unta.
Sehingga pandangan perhatian bnar-benar menyeluruh, sempurna dan mantap agar
dapat menarik darinya sebanyak mungkin bukti tentang kuasa allah da kehebatan
ciptaannya.
a.
ASBABUN-NUZUL
Asbabun_Nuzul
ayat 17 Surat Al-Ghasyiyah
Qatadarah
Ra. Menegaskan, bahwa ayat ini diturunkan berenaan dengan kaum musyrik yang,
tatkala allah menjelaskan cirri-ciri dan kenikmatan surge, merassa takjub dan
heran (hr. ibnu jarir dan ibnu abi hatim. Lihat qurthubi: 10/7499 dan addarul
mantsur 6/383)
b.
PENDAPAT ULAMA’
Dalam tafsir Al-Munthakh yang disusun oleh satu tim yang
terdiri dari beberapa pakar mesir, ayat-ayat diatas dikomentari antara lain
sebagai berikut: penciptaan unta yang sungguh sangtat luar biasa menunjukkan
kekuasaan allah dan merupakan sesuatu yang perlu kita renungkan.dari bentuk
lahirnya, seperti kita ketehui, unta benar-benar memiliki potensi untuk menjadi
kendaraan di wilayah gurun pasir. Matanya terletak pada bagian kepala yang agak
tinggi dan agak ke belakang, ditambah dengan dua lapis bulu mata yang
melindunginya dari pasir dan kotoran. Begitu pula dengan kedua lubang hidung
dan telinga yang dikelilingi dengan rambut untuk maksud yang sama. Maka apabila
badai pasir bertiup kencang, kedua lubang hidung itu akan tertutup dan kedua
telinganya akan melipat ke tubuhnya, meski bentuknya kecil dan hamper tak
terlihat. Sedangkan kakinya yang panjag adalah untuk membatu mempercepat
geraknya, seimbang dengan lehernya yang panjag pula. telapak kakinya yang lebar
seperti sepatu berguna untuk memudahkannya dalam berjalan di atas pasir yang
lembut unta juga mempunyai daging tebal di bawah dadanya dan bantalan-bantalan
pada persendian kakinya yang memungkinkannya untuk duduk di atas tanah yang
keras dan panas. Pada sisi-sisi ekornya yang panjang terdapat bulu yang
melindungi bagian-bagian belakang yang lembut dari segala macam kotoran. Dan
masih banyak lagi keistimewaanyang dimiliki oleh hewan yang satu ini. Salah
satunya adalah dapat bertahan hingga 2 bulan tanpa minum air pada musim dingin
BAB II
Kesimpulan
Dari
ulasan panjang lebar tentang 2 surat diatas penyusun dapat menyimpulkan bahwa
dalam surah al-alaq allah telah memerintahkan untuk membaca. Ayat
ini menyatakan bahwa manusia dijadikan dari segumpal darah atau menurut
pendapat lain ‘alaq (sesuatu yang melekat).
Dengan ayat-ayat ini terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu pengetahuan Manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena “iqra`” haruslah dengan “bismi rabbika”, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam.
demikian juaga ayat yang surat al-ghasiyah, dimana allah mengajak orang yang ingkar terhadap kuasanya untuk berfikir menmikirkan ciptaan-ciptaan allah yang sangat luar biasa yakni, bagaiman seokor unta yang mempunyai keistimewaan yang sangat mengagumkan yang menjadi kendaraan bagi manusia, dan bahan pangan mereka, bagaimana ia diciptakan oleh allah dengan sanngat mengagumkan. Dan mereka (orang-orang yang ingkar terhadap kekuasaan allah ) untuk merenungkan tentang langit yang demikian luas dan yang selalu mereka saksikan bagaimana ia ditinggika tanpa ada cagak yang menopangnya? Dan juga gunung-gunung yang demikian tegar dan mreka bias daki bagaimana ia ditergakkan? Dan bumi tempat kediaman mereka dan yang tercipta bulat bagaiman ia dihamparkan?
Daftar Pustaka
Ø
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah
Vol. XV, Jakarta: Lentera Hati
Ø
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, 1993,
Tafsir Al-Maraghi Juz XXX, terjemah oleh Bahrun Abu Bakar, Semarang: TOHA
PUTRA.
Ø
Depag RI, 1990, Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid X, Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf
Depag RI, 1990, Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid X, Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf
Ø
Depag RI, 2007, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Bandung: CV. Diponegoro
Depag RI, 2007, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Bandung: CV. Diponegoro
Hati, 2002),Volume 15 hlm 397
Tidak ada komentar:
Posting Komentar